Cinta Pertama dan Terakhirku

Cinta Pertama dan Terakhirku
Sisa Mariana
Get Gifs at CodemySpace.com
Get Gifs at CodemySpace.com

Pages

Malaikat Cinta Bersayap

Malaikat Cinta Bersayap
Saya Sendiri

Sabtu, 28 Mei 2011

Mari Kita Renungkan

Ada waktu-waktu dalam hidup ini ketika seseorang merasa kehilangan seluruh harapan. Persoalan yang dihadapi demikian rumit, sementara jalan keluar masih gelap.Orang merasa sangat sendirian. Setiap hari berharap ada keajaiban. Ketika itulah orang akan menoleh kepada Allah swt. Allah yang selama ini tidak dianggap penting, tiba-tiba menjadi sangat penting dari segala-galanya. Ada sebuah perkataan bijak yang berbunyi, “Hari terbaik dalam hidupmu adalah ketika engkau merasakan ketidakberdayaanmu dan merasakan Allah adalah segala-galanya bagimu”
Pernah seorang ibu terlilit hutang dari seorang perempuan rentenir. Hari-hari menjadi sempit dan menakutkan. Malam menyajikan mimpi-mimpi buruk. Setiap bulan hutang terus bertambah dengan bunga yang menggila. Tibalah saat keputusasaan ketika ibu ini mendatangi seorang sholeh dan orang itupun menganjurkannya untuk bermunajat kepada Allah di malam hari dengan penuh kekhusyu’an.
Sampai akhirnya suatu hari rentenir itu datang ke rumahnya. Dengan tegang ibu menyambut rentenir yang akan menagih hutang seperti biasanya. Alangkah terkejut dan harunya ibu ketika rentenir itu ternyata membebaskannya dari segala hutang-hutangnya.
Sebenarnya apa yang terjadi?

Rupanya, pada hari-hari ibu tersebut bermunajat, merintih, memohon pertolongan kepada Allah, di tempat lain suami rentenir itu mengikuti pengajian yang membahas tentang dosa orang yang membungakan uangnya. Takutlah suami ini. Dan setelah pulang ia menawarkan istrinya untuk memilih: meninggalkan profesi rentenir atau pisah darinya.
Kawan, kita melihat “invisible hand” Tuhan bekerja di balik kasus ini.
Bila gelapnya kesulitan menimpa seseorang, dan ia berharap datangnya “invisible hand” Tuhan, maka yang pertama harus ia lakukan adalah bertaubat terhadap segala kesalahannya. Karena boleh jadi selama ini ia tidak ingat kepada Allah ketika berada dalam kelapangan, dan tidak bersyukur ketika senang. Sudah menjadi hukum kehidupan ini ketika seseorang lupa kepada Allah ketika lapang, maka takdir akan menghempas dia hingga terpaksa ingat Allah swt di kala menderita. Langkah selanjutnya adalah menghadapkan seluruh hati dengan penuh harapan dan keyakinan bahwa Allah swt lah satu-satunya penolong. Allah sesuai dengan sangka hamba-Nya. “Ana ma’a dzonni ‘abdi bii

Salam,


Muchlisin

0 komentar:

Posting Komentar